Artikel Berbobot

SEL.11.2-T1-8 Aksi Nyata

Mohamad Saifudin Ihsan (260211105055)


1. Mulai Dari Diri

Apa yang Anda pikirkan tentang topik ini sebelum memulai proses pembelajaran?

Sebelum memulai pembelajaran, pertimbangan pertama yang saya tanamkan adalah bagaimana pengetahuan yang saya peroleh dalam memahami perspektif sosiokultural bisa saya aplikasikan saat saya berhadapan dengan peserta didik yang berasal dari beragam latar belakang sosial dan budaya. Membayangkan bagaimana mengintegrasikan aspek-aspek sosiokultural ini menjadi semacam landasan moral dan pedagogis yang selalu hadir dalam persiapan saya sebagai pendidik. Saya selalu berusaha menggali lebih dalam tentang latar belakang budaya peserta didik, sehingga materi dan konten pembelajaran dapat dihubungkan dengan pengalaman mereka sehari-hari. Ini membantu menciptakan pengalaman belajar yang lebih bermakna dan relevan. Dengan demikian, pengetahuan perspektif sosiokultural bukan hanya menjadi alat dalam pengajaran saya, tetapi juga suatu sikap dan komitmen untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif dan berorientasi pada perkembangan peserta didik secara holistik.

2. Eksplorasi Konsep:

Apa yang Anda pelajari dari konsep yang Anda pelajari dalam topik ini?

Topik ini mengungkapkan dampak yang terjadi sebagai akibat dari faktor-faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang telah memengaruhi dinamika pendidikan di Indonesia dari masa pra-kemerdekaan hingga saat ini. Meskipun perjalanan pendidikan di Indonesia telah mengalami perubahan signifikan setelah kemerdekaan, pengaruh faktor-faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik tetap berperan penting dalam pengembangan sistem pendidikan.

3. Ruang Kolaborasi:

Apa yang Anda pelajari lebih lanjut bersama dengan rekan-rekan Anda dalam ruang kolaborasi?

Pada bagian ini, kami memaparkan hasil refleksi kami setelah mengamati bersama-sama lima buah video. Hasil pemahaman kami menggambarkan kenyataan yang masih menyentuh tentang ketidakmerataan dalam sektor pendidikan di Indonesia, terutama di daerah-daerah terpencil. Dalam daerah ini, terdapat keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan, termasuk minimnya fasilitas sekolah, kekurangan tenaga pendidik, dan aspek lain yang sangat mendukung proses pembelajaran. Dampak dari ketidakmerataan ini adalah di beberapa wilayah, anak-anak hanya mampu mengejar pendidikan hingga tingkat Sekolah Dasar (SD), dengan metode pembelajaran yang lebih banyak terkait dengan pengalaman alamiah.

4. Demonstrasi Kontekstual:

Apa hal penting yang Anda pelajari dari proses demonstrasi kontekstual yang Anda jalani bersama kelompok (bisa tentang materi, rekan, dan diri sendiri)?

Salah satu hal yang sangat berharga yang saya peroleh dari pengalaman dalam demonstrasi kontekstual adalah kemampuan untuk berkolaborasi dan berdiskusi dengan rekan-rekan saya dengan sudut pandang yang beragam. Tidak hanya itu, proses ini juga memberi kami kesempatan untuk belajar bagaimana menyajikan hasil kerja kami secara efektif. Dalam keseluruhan pengalaman demonstrasi kontekstual ini, kami bukan hanya mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan analitis, tetapi juga memperkuat kemampuan kami dalam berkolaborasi, berkomunikasi, dan berkontribusi dalam kelompok. Semua ini adalah keterampilan yang sangat berharga dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam dunia akademik maupun profesional.

5. Elaborasi Pemahaman:

Sejauh ini, apa yang sudah Anda pahami tentang topik ini?

Lebih dari sekadar mengajarkan materi akademik, pendidikan multikulturalisme menekankan prinsip-prinsip kebersamaan dalam proses belajar. Hal ini mencakup penerimaan dan penghormatan terhadap perbedaan di antara peserta didik. Peserta didik diajak untuk melihat perbedaan sebagai suatu kekayaan, bukan sebagai hambatan. Ini menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif, di mana setiap individu merasa diterima tanpa pandang bulu. Pendidikan multikulturalisme bukan sekadar konsep, melainkan suatu pendekatan yang mendasar dalam membentuk masyarakat yang lebih inklusif dan toleran. Ini adalah investasi dalam pembentukan generasi yang siap untuk menghadapi dunia yang semakin beragam dan global.

Apa hal baru yang Anda pahami atau yang berubah dari pemahaman di awal sebelum pembelajaran dimulai?

Dengan memahami dan mengadaptasi kurikulum dan metode pengajaran sesuai dengan realitas sosiokultural, pendidikan dapat menjadi alat yang lebih efektif dalam memenuhi kebutuhan peserta didik dan mempersiapkan mereka untuk menjadi anggota masyarakat yang lebih sadar dan berkontribusi.

Apa yang ingin Anda pelajari lebih lanjut?

Saya ingin mendapatkan wawasan yang lebih mendalam tentang praktik-praktik konkret yang dapat saya terapkan dalam lingkungan pembelajaran, sehingga saya dapat menjadi pendidik yang lebih efektif dan berdaya upaya dalam mendukung keberagaman dan perkembangan peserta didik.

6. Koneksi Antar Materi:

Apa yang Anda pelajari dari koneksi antar materi baik di dalam mata kuliah yang sama maupun dengan mata kuliah lain?

Secara keseluruhan, hubungan antara mata kuliah perspektif sosiokultural, Filosofi Pendidikan Indonesia, dan Pemahaman Peserta Didik dan Pembelajaran adalah penting dalam membentuk pandangan komprehensif tentang bagaimana faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik memengaruhi pendidikan di Indonesia dan bagaimana guru dapat merancang pendekatan pembelajaran yang lebih efektif dan relevan bagi peserta didik mereka yang memiliki latar belakang yang beragam.

7. Aksi Nyata:

Apa manfaat pembelajaran ini untuk kesiapan Anda sebagai guru?

Manfaat setelah mempelajari pembelajaran ini saya menjadi sadar bahwa persiapan saya sebagai guru tidak hanya terbatas pada penguasaan materi pelajaran, tetapi juga melibatkan kemampuan untuk merancang pengalaman pembelajaran yang menarik, relevan, dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik, sambil tetap memperhatikan konteks sosial dan budaya yang beragam. Dengan demikian, saya akan menjadi seorang guru yang lebih efektif dan siap menghadapi beragam tantangan dalam lingkungan pendidikan.

Bagaimana Anda menilai kesiapan Anda saat ini, dalam skala 1–10? Apa alasannya?

Kesiapan saya dalam menghadapi peserta didik dengan beragam latar belakang saya rasa berada di tingkat 5-6. Ada beberapa alasan yang mendukung penilaian ini. Pertama, saya belum memiliki pengalaman langsung dalam menerapkan konsep-konsep yang telah saya pelajari terkait perspektif sosiokultural. Implementasi praktis dari konsep-konsep ini memerlukan waktu dan latihan yang cukup, yang belum saya dapatkan secara lengkap. Selain itu, belum ada peluang bagi saya untuk mengamati peserta didik secara langsung dan memahami latar belakang mereka secara mendalam. Kehadiran fisik di lingkungan belajar dan interaksi langsung dengan peserta didik adalah langkah awal penting dalam memahami kompleksitas keberagaman yang mungkin ada di dalam kelas.

Apa yang perlu Anda persiapkan lebih lanjut untuk bisa menerapkannya dengan optimal?

Saya percaya bahwa dengan mengasah pengetahuan saya melalui pembelajaran yang mendalam tentang konsep-konsep sosiokultural, baik melalui kuliah maupun pelaksanaan tugas dengan sepenuh hati, saya akan menjadi lebih siap untuk mengimplementasikan ilmu yang saya peroleh saat saya mengejar karier sebagai seorang guru profesional di masa depan.


Komentar

Artikel populer

Keterampilan Kepramukaan.

SEL.02.2-T3-2b Diskusi Mulai Dari Diri